Teks cerita fiksi adalah karya sastra yang berisi tentang cerita rekaan atau didasari dengan angan angan atau fantasi dan bukan berdasarkan kejadian nyata, hanya berdasarkan imajinasi pengarang.
Teks cerita fiksi dibuat berdasarkan hasil imajinasi atau angan-angan pengarangnya secara artistik dan intens yang diwarnai oleh kultur, pengalaman batin, filosofi, religiusitas dan latar belakang pengarang lainnya. Imajinasi pengarang teks cerita fiksi biasanya berdasarkan pengalaman, pandangan, tafsiran, kecendikiaan, wawasan dan penilaian lainnya terhadap berbagai peristiwa baik nyata maupun hasil rekaan.
Jenis Teks Cerita Fiksi
Terdapat 3 macam jenis teks cerita fiksi yaitu:
1. Novel
Novel adalah jenis karya fiksi prosa yang yang tertulis dan naratif
Novel adalah jenis karya fiksi prosa yang yang tertulis dan naratif
2. Cerpen
Cerpen adalah jenis karya prosa naratif fiktif yang cenderung padat dan langsung pada tujuannya.
Cerpen adalah jenis karya prosa naratif fiktif yang cenderung padat dan langsung pada tujuannya.
3. Roman
Roman adalah jenis karya sastra prosa fiktif yang menceritakan kehidupan seseorang atau kelompok tokoh mulai dari lahir hingga kematian.
Roman adalah jenis karya sastra prosa fiktif yang menceritakan kehidupan seseorang atau kelompok tokoh mulai dari lahir hingga kematian.
Unsur-Unsur Teks Cerita Fiksi
Unsur Intrinsik Teks Cerita Fiksi
a. Tema adalah gagasan dasar umum yang menopang suatu karya sastra yang terkandung dalam teks.
b. Tokoh atau pelaku dalam cerita fiksi tersebut, tokoh ada 2 yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan.
c. Alur/Plot adalah urutan kejadian cerita, setiap kejadian tersebut hanya dihubungkan secara sebab akibat.
d. Konflik atau permasalahan yang terjadi dalam cerita.
e. Klimaks atau dimana sebuah konflik mencapai ingkat intensitas tinggi dan hal ini tidak dapat dihindari.
f. Latar, yaitu tempat, eaktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan.
g. Amanat, yaitu pesan yang diberikan pengarang terhadap persoalan yang diceritakan.
h. Sudut pandang adalah cara pandang pengarang dalam menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita tersebut kepada pembaca.,
i. Penokohan yaitu teknik atau cara menampilkan tokoh
j. Kesatuan
k. Logika
l. Penafsiran
m. Gaya
k. Logika
l. Penafsiran
m. Gaya
Unsur Ekstrinsik Teks Cerita Fiksi
a. Keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap.
b. Keyakinan.
c. Pandangan hidup yang keseluruhan akan mempengaruhi karya yang ditulisnya.
d. Psikologi, baik berupa psikologi pengarang seperti ekonomi, politik, dan sosial
e. Pandangan hidup suatu bangsa.
f. Berbagai karya seni lain dan lain sebagainya.
b. Keyakinan.
c. Pandangan hidup yang keseluruhan akan mempengaruhi karya yang ditulisnya.
d. Psikologi, baik berupa psikologi pengarang seperti ekonomi, politik, dan sosial
e. Pandangan hidup suatu bangsa.
f. Berbagai karya seni lain dan lain sebagainya.
Struktur Teks Cerita Fiksi
Adapun struktur teks cerita fiksi, diantaranya sebagai berikut:
a. Abstrak, yaitu bagian opsional atau boleh ada atau tidak ada. Bagian ini menjadi inti sebuah teks cerita fiksi.
b. Orientasi, yaitu bagian yang berisi tentang pengenalan tema, latar belakang tema serta tokoh-tokoh didalam novel. Terletak pada bagian awal dan menjadi penjelasan dari teks cerita fiksi dalam novel.
c. Komplikasi, yaitu klimaks dari teks cerita fiksi karena pada bagian ini mulai muncul berbagai permasalahan, biasanya komplikasi suatu novel menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca.
d. Evaluasi, yaitu bagian dalam teks naskah novel yang berisi munculnya pembahasan pemecahan atau penyelesaian masalah.
e. Resolusi, yaitu bagian yang berisi inti pemecahan masalah dari masalah yang dialami tokoh utama.
f. Koda (reorientasi), yaitu bagian yang berisi amanat dan pesan moral positif yang dapat dipetik dari sebuah teks cerita fiksi.
b. Orientasi, yaitu bagian yang berisi tentang pengenalan tema, latar belakang tema serta tokoh-tokoh didalam novel. Terletak pada bagian awal dan menjadi penjelasan dari teks cerita fiksi dalam novel.
c. Komplikasi, yaitu klimaks dari teks cerita fiksi karena pada bagian ini mulai muncul berbagai permasalahan, biasanya komplikasi suatu novel menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca.
d. Evaluasi, yaitu bagian dalam teks naskah novel yang berisi munculnya pembahasan pemecahan atau penyelesaian masalah.
e. Resolusi, yaitu bagian yang berisi inti pemecahan masalah dari masalah yang dialami tokoh utama.
f. Koda (reorientasi), yaitu bagian yang berisi amanat dan pesan moral positif yang dapat dipetik dari sebuah teks cerita fiksi.
Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Fiksi
Adapun kaidah atau tata bahasa dalam teks cerita fiski yaitu:
a. Metafora, yaitu perumpamaan yang sering digunakan untuk membandingkan sebuah benda atau menggambarkan secara langsung atas dasar sifat yang sama.
b. Metonimia, yaitu gaya bahasa yang digunakan, kata tertentu digunakan sebagai pengganti kata yang sebenarnya, tapi penggunaannya hanya pada kata yang memiliki pertalian yang begitu dekat.
c. Simile (persamaan), ini digunakan sebagai perbanding yang bersifat eksplisit dengan maksud menyatakan sesuatu hal dengan hal lainnya. Misalnya: seumpama, selayaknya, laksana, dll.
b. Metonimia, yaitu gaya bahasa yang digunakan, kata tertentu digunakan sebagai pengganti kata yang sebenarnya, tapi penggunaannya hanya pada kata yang memiliki pertalian yang begitu dekat.
c. Simile (persamaan), ini digunakan sebagai perbanding yang bersifat eksplisit dengan maksud menyatakan sesuatu hal dengan hal lainnya. Misalnya: seumpama, selayaknya, laksana, dll.