08 August 2018

Penjelasan Lengkap Tentang Konsep Asam Basa Menurut Para Ahli

Istilah asam (acid) berasalah dari bahsasa latin acelum yang berarti cuka. Sebaliknya,senyawa yang memiliki sifat sangat berbeda disbanding asam yaitu senyawa alkali (basa) yang diturunkan dari abu berbagai tanaman. Suatu senyawa dapat diketahui bersifat asam atau basa jika berada dalam bentuk larutannya. Istilah asam digunakan untuk senyawa yang dalam bentuk larutannya menghasilkan ion hydrogen (H+). Sementara itu, basa digunakan untuk senyawa yang dalam bentuk larutannya terurai menjadi ion hidroksida (OH-).
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai pengertian maupun pemahaman tentang asam basa sebaiknya ketahuilah beberapa teori yang disebutkan oleh para ahli seperti berikut ini :

1. Teori Arrhenius

Pada tahun 1886, Svante August Arrhenius, seorang ilmuwan dari Swedia menyatakan teori tentang asam dan basa. Menurut Arrhenius, asam merupakan zat yang menghasilkan ion hydrogen apabila terlarut dalam air, sedangkan basa didefinisikan sebagi zat yang menghasilkan ion hidroksida jika dilarukan dalam air. Jadi teori ini haya terbatas pada pelarut air saja. Jika pelarutnya bukan air dan zat yang terurai tidak mengandung hydrogen dan hidroksida, teori ini tidak berlaku. Contoh reaksi yang tidak dapat dijelaskan dengan teori Arrhenius yaitu :

N ¬ H3 + HCl —> NH4Cl
Reaksi tersebut tidak melibatkan adanya H+ dan OH-. Proses terurainya zat menjadi ion-ion disebut ionisasi.

2. Teori Bronsted dan Lowry

Johannes Nicolaus BrondstedPada tahun 1923, Johannes Nicolaus Bronsted, seorang kimiawan dari Danmark dan Thomas Martin Lowry, yang juga seorang kimiawan dari Amerika Serikat mendefinisikan tentang asam basa.  Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah spesi yang memberikan (donor) proton, sedangkan basa adalah spesi yang bertindak sebagai penerima proton dalam suatu reaksi transfer proton.
Thomas Martin Lowry
Teori Bronsted dan Lowry melengkapi konsep asam basa Arrhenius. Ion hidroksida dalam teori Arrhenius tetap menjadi asam dalam teori Bronsted dan Lowry.  Ion hidroksida ini menerima ion hydrogen membentuk H¬2O.  Teori Bronsted dan Lowry ini memiliki keleman tidak dapat menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer proton.

3. Teori Lewis

Pada tahun 1923, Gilbert N. Lewis seorang kimiawan dari Amerika Serikat mendfinisikan asam basa berdasarkan teori ikatan kimia. Menurut Lewis, asam adalah penerima (akseptor) pasangan electron bebas.  Sementara itu, basa adalah pemberi atau donor pasangan electron bebas.
Teori asam basa lewis lebih luas pengertiaannya dibandingkan dengan dua teori sebelumnya. Spesi apapun yang dapat menerima pasangan electron bebas disebut asam Lewis. Contoh asam Lewis yaitu H+, B2H6, BF6, AlF6, Fe2+, Cu2+, dan Zn2+.  Suatu spesi tidak selalu menyediakan orbital kosong untuk menjadi asam Lewis.Spesi beruba molekul atau ion yang mendonorkan pasangan electron bebasnya disebut basa Lewis. Contoh ion halide (Cl-, F-, Br- dan I-), NH3, OH-, H2O senyawa yang mengandung unsure N, O atau S senyawa golongan eter, keton dan CO2.